Nostalgia Ala Toko Oen Semarang

Tim liputan bisnisUKM berkesempatan mengunjungi Toko Oen Rabu (17/11), dan ditemui salah seorang staff restorannya Yohanna Setia Arumsari (27). Menurut Yohanna, Toko Oen memiliki sejarah panjang hingga saat ini bertahan di Kota Semarang. “Toko ini berdiri sejak tahun 1922 di Yogyakarta, dimana yang mendirikan adalah seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Liem Gien Nio, kami memanggilnya Oma Oen (istri dari Oen Tjoen Hok), karena perkembangan usahanya semakin pesat, kemudian dibukalah cabang di Semarang, Malang, dan Jakarta,” ujar Yohanna. Namun karena keterbatasan anggota keluarga yang mengurusi, toko yang ada di Yogyakarta ditutup, dan yang di Malang dijual kepada orang lain.

Menu resto lain yang tidak kalah lezatnya adalah Poffertjes, yaitu makanan khas Belanda berupa pancake yang ditaburi gula bubuk. Di Toko Oen, ada dua macam rasa poffertjes, yaitu poffertjes cokelat yang ditaburi meses coklat, dan poffertjes keju yang ditaburi keju parut. Jika belum puas, Chicken Cordon Blue bisa menjadi alternatif penggoyang lidah yang memiliki porsi cukup besar. Dengan sentuhan keju yang meleleh di dalamnya, membuat Chicken Cordon Blue menjadi menu wajib ketika berkunjung ke Toko Oen Semarang. Sementara menu makanan barat lain yang selama ini dikenal memiliki cita rasa yang khas Toko Oen antara lain bistik hamburg, bestik lidah, inner schnitzel, dan kakap ala meuniere.