Bagi kebanyakan orang, merajut cukup identik dengan pekerjaan ibu rumah tangga atau nenek-nenek dalam mengisi waktu luangnya. Namun anggapan itu lambat laun mulai sirna seiring makin banyaknya kalangan muda yang menggemari teknik kreasi permainan benang dan jarum tersebut. Bukan sebagai hobi semata, karena tidak sedikit yang kemudian mengangkat rajut sebagai sebuah peluang bisnis yang bisa mendatangkan keuntungan. Salah seorang anak muda yang awalnya menekuni rajutan sebagai sebuah hobi hingga menjadikannya menjadi sebuah ide usaha atau ide bisnis tersebut adalah Ajeng Galih Sitoresmi (27). Berawal dari hobi lalu berlanjut menyusun bisnis plan untuk kreasi rajutan.
Perlahan tapi pasti, Ajeng mulai menapaki bisnis plan yang dia susun step by step sebagai seorang perajut yang spesifik di knit rajut, yakni teknik rajutan yang menggunakan dua jarum. Menurutnya saat itu knit rajut belum banyak diketahui oleh orang, sehingga bisa dijadikan ide usaha yang potensial. “Kebanyakan orang lebih familiar dengan krose, yang menggunakan hakpen dibanding teknik knit rajut seperti ini, sehingga kendati memiliki peluang besar untuk dikembangkan, juga memerlukan perjuangan ekstra untuk memperkenalkannya kepada masyarakat,” terang jebolan komunikasi salah satu perguruan tinggi negeri terkenal di Jogja tersebut.