Perjuangan Pedagang Keliling Jadi Juragan Bakso Tusuk

Dengan bermodalkan keterampilan memasak yang dimilikinya, Sainah mulai memproduksi bakso tusuk di rumah. Awalnya ketika memutuskan berjualan di rumah Ia juga masih menjajakan bakso tusuk tersebut dengan berkeliling. Di pagi hari Sainah berjualan di rumah, dan sepulang anaknya dari sekolah Ia mulai berjualan keliling sementara warung di rumahnya ditunggu oleh anak-anaknya. “Setengah tahun saya masih sambil keliling di kampong dan belum laku banyak. Tapi saya masih punya semangat karena bakso tusuk ini belum ada di Imogiri. Sampai akhirnya ada peningkatan omzet setelah saya berjualan di sekolah-sekolah,” tutur Sainah.

Pada tahun 2011, Sainah memutuskan berhenti jualan keliling karena warungnya sudah mulai ramai. Pada tahun itu Sainah mengajukan pinjaman lagi ke KUBE PKH sebesar Rp 2.000.000,- untuk mengembangkan warungnya. Dan seiring berjalannya waktu, permintaan bakso tusuk semakin meningkat hingga sekarang ini setiap harinya Sainah bisa memproduksi sekitar 60 kg adonan.