Ketika masih berstatus sebagai mahasiswa, Dwi yang berdomisili di Bantul sering mengajak teman kampusnya menikmati kuliner Mie Des di daerah Pundong Bantul. “Dulu waktu saya kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta, ketika ada teman yang main ke rumah, saya selalu mengajak mereka mencicipi mie des. Dari situ saya melihat teman-teman saya tertarik dengan kuliner tersebut, dan kenapa tidak saya membawa kuliner ndeso ini ke kota Jogja,” jelas Dwi ketika ditemui Rabu, (29/7) yang lalu.
Bisnis kuliner mie desBermodalkan kepopuleran mie des di Bantul, Dwi memberanikan diri membuka warung di daerah Kota Jogja dengan menghabiskan dana sekitar Rp 15 juta. “Hampir setiap ada hajatan, kita selalu menyajikan mie des. Sehingga dari awal, skill atau kemampuan sendiri saya sudah memilikinya dari awal. Untuk mie saya datangkan dari Pundong, Bantul, karena untuk mie sendiri hanya khusus diproduksi di sana. Modal awalnya dulu sekitar Rp 15 juta, untuk sewa tempat, pengadaan peralatan, dan renovasi tempat usaha,” begitu tambahnya.