Memproduksi Aneka Camilan Khas Kabupaten Grobogan

Tahun 1989 menjadi awal mula Bapak Parjiyo menekui usaha yang dinamai ‘Dua Saudara (Ibu Suliyem)’ itu. “Ibu saya yang pada mulanya menjalankan usaha ini, beliau berjualan pecel dan sale pisang, karena faktor usia (ibu), akhirnya kami (dengan adik) yang melanjutkan usaha tersebut,” jelas Bapak Parjiyo kepada tim liputan TVBisnis, Selasa (10/4). Bisnis ‘warisan’ itulah yang kemudian dikembangkan Bapak Parjiyo dengan dibantu seluruh anggota keluarganya. Di rumahnya Palembahan Purwodadi Grobogan, beliau secara rutin berproduksi untuk melayani pesanan ataupun langsung dipasarkan sendiri.

Harga masing-masing produk ‘Dua Saudara (Ibu Suliyem)’ cukup bervariasi, tergantung jenis dan kapasitasnya. Untuk keripik paru dijual dengan harga Rp.9.500,00/bungkus (150-250gr); keripik belut Rp.9.500,00/bungkus; keripik tempe Rp.5.500,00/ bungkus; keripik bayam Rp.5.000,00/bungkus; dan sambel kacang Rp.30.000,00/kg. Dengan harga seperti itu, Bapak Parjiyo mengaku bisa memperoleh omzet rata-rata 50 juta Rupiah per bulan untuk seluruh produknya. “Secara umum, perkembangan usaha kami mengalami kenaikan, baik dari kapasitas produksi maupun omzet pendapatannya,” terang Bapak Parjiyo.