Kain perca batik yang bagi sebagian besar orang dianggap sebagai sebuah limbah ternyata menyimpan potensi untuk dikembangkan menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Bagi orang awam mungkin itu mustahil, namun di tangan Sri Susanti (36), perca batik ternyata mampu disulap menjadi kreasi produk unik dan memiliki nilai jual di pasaran. Melimpahnya limbah perca batik di sekitar tempat tinggalnya mengilhami warga Pleret Bantul tersebut untuk memanfaatkannya menjadi aneka jenis tas beragam bentuk.
“Saya merasa kok sayang kalau bahan baku (perca batik) hanya dibuang begitu saja, padahal jika dimanfaatkan dengan benar pasti akan menghasilkan sebuah produk yang menarik,” ujarnya kepada tim liputan bisnisUKM. Proses trial error dilakukan istri dari Dwi Istiarto (36) itu dengan mengandalkan ketrampilan menjahit yang dimilikinya sejak kecil. Kondisi tersebut diakui Ibu Sri cukup membantu merealisasikan ide-idenya mengkreasi berbagai macam jenis produk, seperti tas belanja, travel bag, tas sekolah, dll.