Jadi, di Kabupaten Sleman, sebelum erupsi Merapi pada tahun 2010, kebun kopi mencapai sekitar 850 hektar. Namun, setelah erupsi, sekitar 90 persen dari lahan tersebut terkena dampak, menyisakan sekitar 50 hektar. Alhamdulillah, kami mulai menanam kembali, dan saat ini luas kebun kopi sudah mencapai hampir tiga ratus hektar. Pemerintah, termasuk Pak Gubernur, turut mendorong pengembangan kopi, bahkan Gubernur ke-10 juga mendukung pengembangan yang lebih luas. Meskipun produktivitas kopi kita masih jauh dari negara-negara seperti Brasil dan Kolombia, apalagi Vietnam yang sudah mencapai lebih dari tiga ton per hektar, di Indonesia kita baru mencapai rata-rata sekitar 800 kilogram per hektar untuk arabika dan sekitar 700 kilogram per hektar untuk robusta. Ini merupakan tantangan dan peluang bagi kami untuk terus meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi yang dihasilkan.