Saya mulai terlibat di dunia digital marketing sejak 2016, fokus utama saya ada di Instagram dan YouTube. Awalnya, saya bergantung pada akun media sosial Kopi Ampirono sendiri untuk promosi. Seiring waktu, saya menyadari betapa pentingnya peran pemasaran dalam industri kuliner. Baik pemasaran maupun produksi adalah kunci utama. Meskipun memiliki produk yang bagus, tanpa pemasaran yang efektif, hasilnya bisa kurang optimal. Begitu juga sebaliknya, pemasaran yang bagus tetapi produk kurang baik juga tidak akan berdaya.
Strategi saya lebih terfokus pada media sosial, dan alhamdulillah, berhasil menjadi viral. Ketika pertama kali, suasana pedesaan, kuliner tradisional, dan pemandangan sawah terasering menjadi daya tarik utama. Biasanya, saat orang membicarakan Kulon Progo, pikiran mereka menuju Bandara Wates, yang jauh dari lokasi kami. Oleh karena itu, strategi branding awal kami adalah mengubah persepsi ini dengan mengedepankan lokasi kami di Godean Barat.
Pentingnya jarak juga menjadi pertimbangan, namun lokasi kami hanya 40 menit dari Tugu Jogja ke arah barat. Hal ini memengaruhi pandangan konsumen terhadap gaya hidup. Ketika mereka menyadari bahwa perjalanan kesini hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat, menjadi pertimbangan bagi mereka. Kami ingin memperlihatkan keaslian produk kami tanpa harus menciptakan spot foto buatan. Semuanya alami, konsisten dari awal hingga sekarang.
Penekanan pada alami dan konsistensi merupakan ciri khas dari apa yang kami tawarkan di Kopi Ampirono.