Inovasi Produk Kopi: Peningkatan Nilai Ekonomi bagi Petani

Saya adalah seorang petani turun-temurun dari orang tua kami. Tradisi kami adalah menjual kopi ke pasar dengan harga yang stabil karena kami merupakan petani kopi yang menjual langsung ke pasar. Namun, saya memiliki inisiatif untuk mengubah kopi menjadi bubuk agar nilai jualnya meningkat. Ini akan memberikan peningkatan pada harga jual yang diterima oleh petani.

Ketika siklus penjualan ini terjadi, dampaknya akan terasa secara luas, mulai dari restoran di Mandor Kotagede hingga Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Jadi, intinya adalah petani mengubah penjualan dari kopi biji menjadi kopi bubuk untuk meningkatkan kondisi ekonomi. Awalnya, harganya hanya berkisar antara 20 hingga 18 sampai sekarang. Namun, dengan pengolahan menjadi bubuk, nilai kopi yang disortir meningkat drastis. Kopi Arabika bahkan dapat mencapai nilai 125 hingga 150, sementara kopi lanang bisa mencapai 350.

Jelas terlihat bahwa ada peningkatan nilai yang signifikan setelah melalui proses pengolahan tersebut.