Yang ke-2, nah ini mungkin 90% yang ada di Indonesia, ya turun-temurun, sop yang turun-temurun. Pada 2017 sampai sekarang. Saya melakukan riset gitu ya, bahwa dibuatnya membuat gula itu secara turun-temurun. Turun-temurun itu apa? dari segi pelaruannya. Nah, pelaruan itu sangat krusial di ketika kita, apa namanya, ketika kita membuat gula. Nah, laru itu memang krusial. Ini ada yang menggunakan bahan kimia seperti bisulfit, bahkan ada yang sabun, itu untuk meningkatkan basa. Nah, itu sangat-sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh manusia. Nah, itu gimana caranya biar tetap jadi kristal, akan tetapi sangat sehat gitu ya. Akan tetapi, tetap sehat. Nah, itu dengan cara dipanennya dua kali, pagi dan sore. Jadi, kalau dipanennya hanya sekali aja, itu asam karena terfermentasi.
Oleh karena itu, orang tua zaman dulu ditambahkanlah itu gamping, batu gamping ditambahkan ke produk. Wah, itu kalau dikonsumsi, itu bisa panas ususnya, panas. Saya waktu itu belum tahu, belum riset juga, saya langsung konsumsi. Saya kira seperti yang dibuat di desa saya. Waduh, itu panas, dua hari nggak selesai. Nah, jadi kedepannya untuk para pengrajin, mungkin bisa dipanen dua kali, dan juga pelaruaannya lebih natural, menggunakan ekstrak kulit manggis. Nah, itu bersifat basa juga, tapi basanya basa yang sehat, karena dia antioksidan. Ekstrak kulit manggis itu bisa untuk mencegah diabetes juga, dan juga dia alami antioksidan. Jadi, tambah sehat, jangan lagi pakai gamping, jangan lagi pakai bisulfit, pokoknya kalau segmennya sehat, larunya juga harus sehat.