Mengenal Brown Sugar, Peran Positioning dan Dampak pada Indeks Glikemik

Jadi, kalau di pasar, orang biasanya mengenal brown sugar, brown coklat, dan sugar gula. Jadi, semua jenis gula yang berwarna coklat disebut brown sugar. Nah, brown sugar ini juga termasuk gula pasir yang disangrai sehingga berwarna coklat, dan itu juga dianggap sebagai brown sugar. Selanjutnya, ada juga gula dari palma, dan ini juga termasuk brown sugar alami.

Nah, mengapa ada variasi dalam pasar, ada yang dicampur, dan ada yang murni. Ini tergantung pada preferensi masing-masing konsumen. Kadang-kadang orang meminta campuran karena faktor harga, yang utama adalah ketersediaan barang. Sehat itu bukan prioritas utama, yang terpenting adalah barang tersedia. Hal ini mungkin membuat posisi di pasar terasa membingungkan bagi konsumen. Oleh karena itu, jika konsumen ingin gula yang lebih sehat, mereka dapat mencari yang berlabel “coconut sugar” atau “aren sugar” yang murni. Karena di sana juga ada yang dicampur dengan cane sugar atau gula tebu.

Kenapa gula tebu? Karena gula tebu ini sekitar 99% terdiri dari sukrosa, sehingga indeks glikemiknya tinggi. Artinya, ketika Anda mengonsumsinya, gula darah Anda akan langsung meningkat. Namun, pada coconut sugar, hanya sekitar 80% adalah sukrosa, sehingga ketika Anda mengonsumsinya, ada peningkatan gula darah, tetapi ada juga rem pada 20% sisanya. Dalam 20% ini, terdapat mineral dan inulin. Inulin adalah sesuatu yang baik, dan untuk orang awam, inulin mirip dengan insulin yang juga baik untuk kesehatan. Jadi, ketika Anda melihat komposisi dan informasi gizi, Anda akan melihat tulisan bahwa inulin bukanlah bahan kimia tambahan, melainkan berasal secara alami dari coconut sugar itu sendiri.