Meraup Rupiah Dari Kreasi Daur Ulang Sampah

Bila sebelumnya tumpukan daun kering, plastik kemasan sabun, serbuk gergaji, dan kain perca batik hanya menjadi barang-barang yang terbuang, maka di tangan Vanda Amesiana (37) sampah tersebut bisa disulap menjadi aneka macam produk kerajinan yang memiliki nilai jual cukup tinggi di pasaran.

Memiliki kecintaan di bidang seni, siapa sangka bila sarjana kimia Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) tersebut lebih tertarik menekuni bisnis kerajinan daur ulang dibandingkan mengembangkan karir bisnisnya sesuai dengan modal pendidikan yang telah Ia kantongi. Mengawali usahanya sejak tahun 2005 silam, ibu dua putra tersebut mengusung Giva Art Craft sebagai nama perusahaan yang tengah Ia kembangkan. “Giva art sendiri bergerak di bidang handycraft atau souvenir yang berbahan dasar daun, lamtorogung (petai cina), dan plastik,” terang Vanda ketika ditemui tim TVBisnis Jumat (23/11) lalu.

Dibantu oleh tiga orang tenaga borongan yang Ia miliki, setiap bulannya Giva Art bisa memproduksi kerajinan daur ulang paling banyak sekitar 2.000-3.000 pcs. Dengan mengandalkan pemasaran via facebook, wordpress, portal iklan, promosi di pameran-pameran, sampai menitipkan beberapa barang dagangan di toko sekitar, sekarang ini jangkauan pasarnya sudah meluas hingga merambah Provinsi Lampung, sebagian besar daerah di Sumatera, serta beberapa wilayah di Pulau Kalimantan. Untuk harga jual produk Giva Art sendiri biasanya dibandrol antara Rp 1.000,00 sampai dengan Rp 200.000,00 per pcs (tergantung dengan jenis produknya).

One comment

  1. SALUTE TUK TEH VANDA AMESIANA… !
    KIPRAHMU DI BISNIS DAUR ULANG SAMPAH INI MEMBUKTIKAN BAHWA…….. “MY DARLING” ( MASYARAKAT SADAR LINGKUNGAN ) AKAN MENDATANGKAN NIKMAT, MANFAAT DAN MASHALAT…

Comments are closed.