Bisnis Kuliner Tradisional Mie Lethek

Kabupaten Bantul Yogyakarta memiliki kekayaan kuliner yang unik dan bercita rasa tinggi. Selain geplak yang sudah dikenal luas, kabupaten di ujung selatan provinsi DIY tersebut memiliki jenis mie dengan rasa khas serta proses pembuatannya secara tradisional. Mie lethek (lethek artinya kotor) menjadi salah satu kuliner khas yang mampu bersaing dengan produk kuliner lain hingga digemari banyak orang. Namanya yang unik dan terkesan jorok menjadi salah satu keunggulan mie berbahan dasar tepung singkong dan gaplek tersebut. Meskipun namanya ‘lethek’, makanan yang satu ini higienis dan menjalankan prosedur kesehatan dalam proses produksinya.

Salah satu produsen mie lethek yang masih bertahan dengan pola produksi tradisional di Kabupaten Bantul adalah Yasir Feri Ismatrada (36). Bapak dua orang putra tersebut mempertahankan tradisi turun temurun produksi mie lethek yang sudah dirintis kakeknya sejak tahun 1940. Meskipun pernah berhenti produksi selama beberapa waktu, namun pada tahun 2002 Pak Yasir berinisiatif membangkitkan lagi usaha tradisional tersebut sampai berkembang pesat hingga saat ini. Selain memiliki cita rasa yang berbeda dengan produk mie lain, bahan dasar pembuatan mie lethek yaitu tepung singkong dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh.