Sentra Industri Emping Melinjo Tradisional

Dusun Kepuh Kulon Wirokerten Banguntapan selama ini dikenal sebagai salah satu sentra industri kecil emping melinjo di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Secara tradisi, masyarakat Kepuh Kulon mewarisi keahlian memproduksi emping melinjo dari orang tua mereka terdahulu. Hingga saat ini, puluhan orang masih mempertahankan tradisi tersebut, baik sebagai pelaku usaha (produsen) ataupun tenaga produksinya. Kondisi demikian menjadikan Dusun Kepuh Kulon beberapa kali ditunjuk sebagai perwakilan daerah yang memiliki masyarakat yang produktif, baik di tingkat desa hingga skala nasional.Tim liputan bisnisUKM berkesempatan mengunjungi Dusun Kepuh Kulon dan menemui salah seorang produsen emping melinjo yang masih mempertahankan proses produksi dengan peralatan tradisional (manual), yaitu Mbah Pujo Utomo. Selain dikenal sebagai salah seorang produsen emping melinjo, beliau juga menjadi satu dari beberapa produsen generasi pertama yang masih bertahan hingga saat ini. Kini, diusianya 70 tahun, Mbah Pujo mewariskan pengelolaan usaha yang dulu menggunakan brand Pujasari tersebut kepada Nur Mustofa (35) putranya.

Harga yang dipatok Nur Mustofa untuk produk emping melinjo mentahnya adalah Rp25.000,00 s.d. Rp26.000,00/ kg. Sementara untuk emping melinjo yang sudah matang (digoreng), mereka menjualnya dengan harga Rp10.000,00/ 200 gram. “Untuk emping melinjo mentah siap goreng kami ready stok setiap hari, namun untuk emping yang sudah matang harus pesan terlebih dahulu, untuk menjaga kerenyahan rasanya,” jelasnya sembari menutup wawancara pada sore hari itu.

2 Comments

  1. SAYA SUKA DENGAN USAHANYA.KIRA2 KALAU PESAN BISA GA UNTUK DI JUAL LAGI,KEBETULAN DI DAERAH SAYA BLUM ADA YANG MEMPRODUKSI EMPING MELINJO.

Comments are closed.