Batik Tulis Bermotif Bambu Menjadi Ikon Lokal Grobogan

Latar belakang berdirinya KUB Flamboyan tidak terlepas dari peran aktif Ibu Nunung Wijayanti (34) yang saat ini menjadi ketua paguyuban. “Tahun 2010 atas fasilitas dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Grobogan, saya bersama 10 orang rekan mengikuti training dan studi banding pembuatan batik tulis di Jogja, Solo, dan Pekalongan, sekembalinya dari sana kami mengajarkan ilmu yang diperoleh kepada masyarakat sekitar,” jelas Ibu Nunung di rumahnya Desa Pulorejo Purwodadi. Sejak itulah, Ibu Nunung aktif memberikan pelatihan pembuatan batik tulis ke beberapa kelompok ibu-ibu di wilayah di Grobogan, terutama di lingkungan tempat tinggalnya.

Untuk bahan baku seperti kain batik, malam, canting, dan zat pewarna, Ibu Nunung membelinya dari Solo. Kain yang digunakan adalah kain prima/ primisima, sementara untuk pewarnanya menggunakan pewarna remasol. “Sebulan sekali saya rutin ‘kulakan’ bahan baku ke Solo, biasanya belinya saya lebihkan untuk mengantisipasi adanya lonjakan permintaan,” tambahnya. Saat ini, dengan harga Rp.100.000,00-Rp.150.000,00/ potong (200 cm x 115 cm), Ibu Nunung mengaku bisa menjual lebih dari 100 potong per bulannya. Hasil penjualannya dibagi menjadi 40% untuk UMKM, 10% untuk kas KUB, dan 50% untuk gaji.